Karena dianggap mampu mengobati sejumlah penyakit, termasuk
AIDS, kini tokek menjadi binatang buruan di sejumlah negara Asia
Tenggara. Karena banyak diburu, jumlah tokek semakin menyusut, bahkan
dinilai sudah hampir punah.
Sejak lama tokek memang cukup populer diperdagangkan secara legal maupun ilegal. Sebuah organisasi yang memonitor penjualan satwa liar dan satwa langka, TRAFFIC Southeast Asia menyebutkan, antara tahun 1998 dan 2002 lebih dari delapan setengah ton tokek kering diekspor ke Amerika Serikat untuk digunakan sebagai obat tradisional. Jumlah terbesar datang dari Indonesia dan Thailand untuk memenuhi permintaan di China.
Di China, tokek diyakini mampu mengobati penyakit diabetes, asma, penyakit kulit hingga kanker. Di sejumlah negara Asia lainnya, minuman whisky dan wine yang dicampur tokek juga dikonsumsi untuk meningkatkan kekuatan dan stamina.
"Belakangan, perdagangan tokek semakin meningkat dengan munculnya puluhan website di Malaysia maupun lokasi-lokasi tertentu yang melakukan praktik jual-beli tokek," sebut TRAFFIC dalam situs resminya.
Apalagi, klaim yang menyebutkan bahwa lidah dan organ dalam pada jenis reptil nocturnal itu mampu menyembuhkan penyakit AIDS semakin membuat lebih banyak orang memburu binatang tersebut.
Padahal pemerintah Filipina pada Juli lalu sudah memperingati, mengonsumsi tokek bagi akan membahayakan pasien AIDS dan penderita impotensi. TRAFFIC juga menilai, klaim yang menyebutkan tokek mampu menyembuhkan sejumlah penyakit termasuk AIDS adalah bohong.
Sumber: http://health.ghiboo.com/dianggap-obat-aids-tokek-hampir-punah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar