Bagaimana Starbucks mengubah secangkir kopi menjadi sebuah bisnis
yang mendunia ? dengan akses unik untuk mendekati sumber daya dan
personel Starbucks, Joseph Michell berhasil mngumpulkan 5 prinsip kunci
kepemimpinan yang dapat mengubah sebuah gagasan biasa menjadi sebuah
pengalaman yang luar biasa.
Anda telah mengetahui kisah tentang Starbucks sejak tahun 1992,
nilai sahamnya telah meningkat secara luar biasa sebesar 5000 persen!
Kesuksesan Starbucks yang genius disebabkan oleh kelihaiannnya dalam
menciptakan pengalaman pelanggan yang personal, mendorong pertumbuhan
bisnis, menghasilkan profit, membuat keryawannya brsemangat, dan
menjamin kesetiaan planggan-semua itu pada saat yang bersamaan.
Buku ini berisikan tentang 5 prinsip Starbucks untuk menjadikan
kedai kopinya fenomenal dalam bisnis ritel. 5 Prinsip tersebut adalah:
1. Lakukan Dengan Cara Anda.
Sekarang ini, para pemimpin bisnis menginginkan karyawan mereka terlibat penuh dalam tugas-tugas yang mereka kerjakan, tidak hanya mengerjakannya dengan baik dan benar. Dengan menerapkan prinsip ini, Starbucks berhasil menciptakan sebuah model unik yang mendorong mitra untuk menuangkan energi kreatif dan dedikasi mereka pada semua yang mereka lakukan. Para pemimpin Starbuck telah menyediakan sebuah struktur yang memungkinkan mitra untuk membenamkan diri mereka sendiri ke dalam ekerjaan, sehingga mereka bisa mengilhami pelanggan dengan cara-cara legendaries. Para pemimpin menyebutnya “Lima Kiat Sukses”, yakni Ramah, Tulus, Perhatian, Berwawasan, dan Peduli.
Sekarang ini, para pemimpin bisnis menginginkan karyawan mereka terlibat penuh dalam tugas-tugas yang mereka kerjakan, tidak hanya mengerjakannya dengan baik dan benar. Dengan menerapkan prinsip ini, Starbucks berhasil menciptakan sebuah model unik yang mendorong mitra untuk menuangkan energi kreatif dan dedikasi mereka pada semua yang mereka lakukan. Para pemimpin Starbuck telah menyediakan sebuah struktur yang memungkinkan mitra untuk membenamkan diri mereka sendiri ke dalam ekerjaan, sehingga mereka bisa mengilhami pelanggan dengan cara-cara legendaries. Para pemimpin menyebutnya “Lima Kiat Sukses”, yakni Ramah, Tulus, Perhatian, Berwawasan, dan Peduli.
Dengan bersikap ramah, Starbucks menciptakan sebuah ikatan yang
mengundang pelnaggan untuk berkunjung dan berkunjung lagi. Besikap tulus
berarti berhubungan, menemukan, dan merespon. Mendengarkan hanyalah
salah satu bagian dari penciptaan hubungan dengan elanggan. Bisnis juga
harus menemukan kebutuhab dan kondisi unik dari setiao pelanggan serta
kemudian mencari cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bersikap penuh
perhatian bukan sekadar bersikap sopan tetapi lebih pada menyadari
kebnutuhan orang lain sembari menciptakan situasi yang saling
menguntungkan. Hal ini juga memberi nda wewenang untuk bertindak dengan
cara-cara yang memperhatikan kebutuhan orang lain. Berwawasan, menyukai
apa yang Anda lakukan, dan berbagi wawasan dengan orang lain. Dalam
ekonomi wawasan dan layanan, kita berikan nilai tambah pada sebuah
bisnis dengan memperkat pengalaman pelanggan. Peduli-di kedai atau
kantor Anda, di perusahaan Anda dan di komunitas Anda.
2. Semuanya Penting.
Sebagian kesuksesan Starbucks terkait dengan kemampuan luar biasa mitra dalam memperhatikan detail-detail terkecil yang sangat penting bagi konsumen. Manajemen Starbucks paham bahwa keunggulan kompetitif lahir bila semua pihak dalam perusahaan berpandangan bahwa tidak ada hal yang sepele dan bahwa pelanggan memerhatikan segala hal. Selain itu, Manajemen Starbucks terus meningkatkan dan menyempurnakan sumber daya pelatihan, tidak hanya pada wawasan produk dan level-level operasional, tetapi juga dalam bidang-bidang yang memberikan kesempatan pada mitra untuk turut memiliki perusahaan.
Sebagian kesuksesan Starbucks terkait dengan kemampuan luar biasa mitra dalam memperhatikan detail-detail terkecil yang sangat penting bagi konsumen. Manajemen Starbucks paham bahwa keunggulan kompetitif lahir bila semua pihak dalam perusahaan berpandangan bahwa tidak ada hal yang sepele dan bahwa pelanggan memerhatikan segala hal. Selain itu, Manajemen Starbucks terus meningkatkan dan menyempurnakan sumber daya pelatihan, tidak hanya pada wawasan produk dan level-level operasional, tetapi juga dalam bidang-bidang yang memberikan kesempatan pada mitra untuk turut memiliki perusahaan.
3. Surprise and Delight.
Pemimpin Starbucks membuat komitmen yang kuat untuk menciptakan sebuah
pengalaman Surprise and Delight di semua area bisnis. Dan mereka mencari
cara untuk memberikan kebahagiaan subjektif bagi pelanggan dan staf
yang akan menghasilkan efek besar pada loyalitas, komunitas, dan laba.
Manajemen senior Starbucks memahami bahwa salah satu hal terbaik dari
kejutan adalah orisinalitasnya. Dengan berbagai pengalaman
kejutan-kejutan Starbucks yang dilakukannya ada para pelanggan setia,
ternyata dapat meningkatkan laba serta pelanggan yang berkunjung ke
Starbucks.
4. Terbuka terhadap Kritik. Menghargai
kritik adalah salah satu bagian utama dari prinsipStarbucks. Terbuka
terhadap Kritik melibatkan seperangkat keahlian lengkap yang membuat
bisnis dan mitra mampu menciptakan peluang bisnis dan hubungan baik saat
dihadapkan pada keraguan, gangguan, atau kecurigaan. Dalam bisnis,
menyenangkan sekali jika media memuat nama perusahaan Anda saat
segalanya berlangsung dengan baik. Namun, semuanya akan berbda jika
media membuat tulisan negative tentang perusahaan Anda. Seperti yang
dilami Starbucks ketika kolom ynag ditulis David M. Martin, seorang
kepala konsultan pelatihan, muncul dalam internet bankstock.com.
Fenomena Starbucks dengan pelanggan setia, dapat memiliki kelemahan
ktika tingkat pelayanannya kehilangan konsistensi. Dan biasanya bukan
hanya satu kejadiam dramatis yang mlmahkan merk tersebut. Di banyak
perusahaan besar, publikasi negative seperti itu mungkin akan dianggap
sebagai pendapat seorang jurnalis yang sedang marah atau akan didebat
oleh pemimpin yang tidak bersedia ikut serta dalam usaha pengenalan diri
sendiri yang terbuka dan jujur.. Tetapi hal ini tidak terjadi pada
perusahaan Starbucks, ketika ulisan David sedang dibicarakan oleh banyak
oran, Gregg Johnson, SVP of Emerging Business di Starbuck justru
bersedia untuk meluangkan waktu untuk merspon penulis sebuah kolom di
situs perbankan, dia menjelaskan,”Anda merespon karena Anda mampu elihat
dari sudut pandang pelanggan, dan tentu saja Anda merespon untuk
memulihkan pelanggan. Tetapi alasan utama anda bertindak adalah karena
hal itu merupakan kesempatan untuk belajar lebih banyak mengenai apa
yang bisa kita lakukan, bagaimana mnjadi ebih baik, bagaimana menangani
masalah secara berbeda, bagaimana menolong operator kita menjadi
operator yang lebih baik, bagaimana membantu barista kita menjadi
barista dan pelayann yang baik, dan bagaimana kita sebagai pmimpin dapat
mmbimbing mreka dengan lebih fektifmenuju tujuan utama, yaitu
menyediakan pengalaman yang laur biasa itu.” Pada tingkat perusahaan dan
perorangan, manajer Starbucks telah menemukan cara untuk melihat
pelajaran yang bisa mereka ambil dari orang-orang yang meragukan mereka.
Dengan tidak hanya menanggapi maalah, tetapi juga mengundang pengkritik
dalam sebuah diskusi pemecahan masalah, para eksekutif Starbucks
mengembangkan solusi yang lebih baik untuk masalah bisnis dan social.
5. Leave Your Mark.
Keterlibatan sosial adalah bagian integral dalam misi pemimpin
Starbucks, karena partisipasi dalam komunitas berguna untuk mengekspor
Starbucks Experience kepada masyarakat seluruh dunia.Pemimpin Starbucks
memasukkan komitmen social perusahaan dalam pernyataan misinya, yang
menyatakan bahwa Starbucks akan “memberikan kontribusi positif pada
komunitas itu, manajer-manajer Starbucks juga bekerja dengan ulet untuk
memastikan bahwa misi dan nilai yang mereka pegang teguh menjadi
landasan di setiao keputusan bisnis yang mereka mabil sehari-hari.
Bahkan, pemimpin Starbucks telah membuat sbuah pernyataan misi terpisah
yang memasukkan komitmen khusus perusahaan terhadap masalah-masalah
lingkungan. Sayangnya, para pemimpin di Perusahaan dengan segala ukuran,
mulai dari took-took rumahan sampai konglomerat multinasional, sering
kali gagal menyadari apa yang bisa mereka lakukan untuk memberikan
kontribusi pada komunitas mereka dan pada masyarakat secara keseluruhan.
Pemimpin Starbucks mencerminkan teladan ynag sangat kuat dala meraih
kesuksesan bisnis sembari menjadi kekuatan yang dapat memperbaiki hidup
individu secara komunitas.
The Starbucks Experience bukanlah buku yang berat, yang dipenuhi
dengan teori-teori atau praktik-praktik manajemen yang sulit untuk
diterapkan. Ini adalah buku yang benar-benar penuh inspirasi, yang akan
membuat para pembacanya tersentuh dengan cerita-cerita mengenai
Starbucks Experiences (pengalaman-pengalaman Starbucks) yang
dipersembahkan oleh karyawan Starbucks terhadap para pelanggan maupun
oleh pimpinan Starbucks terhadap para karyawannya. Buku ini menawarkan
prinsip-prinsip yang sangat mudah diterapkan pada bisnis Anda, kecil
maupun besar, bahkan untuk menerapkannya tidak perlu modal yang besar,
yang diperlukan hanyalah niatan yang kuat untuk melakukannya sekarang
juga!!
Ketika mendapat masukan negatif dari pelanggan, ketahuilah bahwa
Anda memiliki kesempatan untuk benar-benar memperkuat hubungan itu.
Dengan pertama-tama berterima kasih atas usaha pelanggan dan mnghargai
kekecewaan mreka… kemungkinan besar Anda akan mmpu mempertahankan
pelanggan tersebut sekaligus memperoleh masukan berharga untuk
memperbaiki bisnis Anda.
Ketika pegawai melihat bahwa manajemen benar-benar memerdulikan
masukan negative atau positif mereka juga akan perduli. Ketika mereka
melihat bahwa manajemen secara pribadi berkomitmen bahwa untuk
menghadapi masalah, memperbaiki dan atau memperkokoh hubungan, komitmn
mereka juga akan mningkat.
Kelima prinsip tersebut disajikan dalam gaya bahasa yang ringan,
sederhana, dengan disertai contoh-contoh nyata yang pernah terjadi dalam
dunia Starbucks.
Buku ini patut dan perlu dibaca oleh para pengusaha, pemimpin
bisnis, konsultan bisnis, ahli pemasaran, mahasiswa pengambil mata
kuliah entrepreneurship, dan tentunya para penggemar Starbucks.