Di
penghujung abad 19 dan di awal-awal abad 20 sejarah mencatat
perkembangan penciptaan mesin terbang alias pesawat terbang dari benda
terbang tanpa mesin, tanpa awak, atau tanpa perangkat kendali, hingga
diciptakannya mesin-mesin terbang berawak dengan kendali kontrol dan
bahkan menjadi andalan militer dalam perang.
Konsep Yang Sedikit Gila Pada Awal-awalnya.
Seperti kata orang tua: "Jika awalnya kamu gagal, coba dan coba lagi."
Tapi ada juga yang bilang begini: "batas antara kejeniusan dan kegilaan
adalah tergantung orangnya saja." Seringkali pionir-pionir pertama
meraih suksesnya dengan kombinasi baik dengan mencoba atau dengan
menjadi sedikit gila.
Kiri
Atas: Steam airship by Frederick Marriott - Avitor Hermes, Jr. 1869.
kanan: mesin burung by Alexandre Goupil. Kiri Bawah: Pesawat
Whitehead's tipe Albatross, 1905
Mereka Yang Sempat Terbang ke Udara Cuma Sebentar atau Bahkan Tidak Sama Sekali.
Kita tentu ingat Ader, Mozhaiski, Whitehead, dan Wright bersaudara
karena mereka berhasil dengan apa yang mereka coba, dengan tingkat
keberhasilan berbeda: membawa mereka terbang ke udara. Sementara itu
banyak pula yang mencoba hal yg sama, sedikit yang berhasil, seringnya
gagal sama sekali. Tapi tentu saja tidak menghalangi mereka untuk
mencoba terus.
Photograph of Vision flight,
seperti halnya penerbangan bersejarah Wright bersaudara Yang
disebut-sebut benar-benar terbang memang menjadi perdebatan. Wright
bersaudara terbang dengan kontrol di pesawatnya, tetapi banyak pula
pionir-pionir yang terbang tanpa kontrol. Diantaranya: Tahun 1848, John
Stringfellow terbang dalam jarak dekat dengan kendaraannya yang
ditenagai dengan uap (steam) - membuat banyak orang di Crystal Palace,
London terkagum-kagum.
Ingin terbang dengan mesin tenaga uap berbaling-baling dengan model bat-wing? Beberapa diantaranya malah sudah sebesar pesawat berukuran sedang.
Jean-Marie Le Bris bisa terbang lebih tinggi lagi dengan menggunakan tenaga seekor kuda untuk menarik pesawat glider-nya hingga terbang ke udara. Ini di tahun 1856.
Le Bris : The Albatross, 1868
Clement Ader membuat rekor dengan membawa Avion III terbang ke
ketinggian 30 kaki pada tahun 1897 - tapi keberhasilannya ini masih
sedikit diperdebatkan. Inilah mesin tenaga uap terbangnya: pesawat
berbaling-baling dengan bentuk seperti bat-wing, The Eole:
Berdua, William Paul Butusov dan Gustave Whitehead bekerja untuk menyempurnakan konsep mesin terbang "Albatross".
Kiri: Gustave Whitehead's 1901 model; Kanan: William Paul Butusov machine
Mungkin
Anda mengira ini sebagai "barang gagal" atau "si Tolol Terbang", tapi
semua ini bertujuan untuk mengembangkan penerbangan di masa depan yang
lebih maju, dan jujur saja, benda-benda terbang ini sangat menarik dan
unik:
Kiri
Atas: Konsep Mesin Terbang Victorian ; Kanan Atas: Ca.60 "Transaero"
tahun 1921; Kiri Bawah: Thomas Moy's Aerial Steamer, 1874; Kanan Bawah:
Mesin Terbang Sir Hiram Maxim.
Horatio Phillips mendesain konstruksi fantastis ini dengan 20 sayap tahun 1904:
Alphonse Penaud memimpikan sebuah monoplane
(paling mendekati bentuk modern) dengan roda pendaratan yang bisa
dilipat dan kokpit kaca tertutup. Tapi impian itu tidak pernah terwujud.
Gianni Caproni membangun "Ca.60 Transaero" pada tahun 1921. "Badan
pesawatnya adalah sebuah kapal raksasa, mempunyai 8 sayap (total dengan
luas 9000 feet), 8 mesin, dan secara keseluruhan mirip barang keluaran
Disneyland. Beratnya 55000 pounds. Pernah terbang sekali, dari danau
Maggiore." (source)
"Setelah mencapai ketinggian 60 kaki, kapal terbang ini meluncur turun
dan terbelah ketika menghunjam ke air." "Ini adalah sebuah Caproni CA60
Noviplano (kapal terbang dengan 6 sayap, 8 mesin dengan power 3000hp
dan 750 meter persegi luas sayap, mampu membawa 100 penumpang. Insinyur
Gianni Caproni adalah seorang jenius dan seorang pionir penerbangan
sejati. Dia juga seorang pionir dengan 138 penemuan lainnya dan
memiliki 100 hak paten." (source)
Kiri Atas: Clement Ader’s Avion (LEn’) 1897. Kanan Atas: Raksasa Hiram Maxim. Bawah: Felix du Temple Aerial Machine, 1857
Samuel
Pierpont Langley tidak hanya mendesain pesawat yang sempurna, tapi
bahkan dibikin sekaligus sebagai Aerodromes!. Di kanan bawah adalah
"sebuah Aerodrome diletakkan di atas alat peluncuran di atas sebuah
kapal-rumah, sungai Potomac - 1903" -
Otto Lilienthal (1848-1896) - satu dari pionir penerbangan yang sangat terkenal - membuat glider dan biplane, dan jatuh bersamanya hingga dia tewas saat satu sayapnya patah dalam penerbangan. Mesin terbangnya (lihat patennya di sini)
kelihatan sangat cantik. Dia biasanya berkata seperti ini: "Menemukan
mesin terbang itu bukan apa-apa. Membuatnya adalah sesuatu yang
menarik. Tapi bisa terbang adalah segalanya.".
Terbang dengan Layang-layang.
Selanjutnya ada seorang spesial yang tidak hanya mencoba dan terus
mencoba lagi, tapi juga menjadi mirip-mirip orang genius sekaligus
orang gila: terbang tanpa mesin, tanpa banyak kontrol kendali.
Orang satu ini adalah si gila Samuel Franklin Cody!
Apa yang Cody terbangkan bukan hal baru, tapi dedikasi totalnya yang
unik patut dicatat. Bangsa China sebenarnya telah lama terbang dengan
layang-layang (baca Sun Tzu's The Art of War), tapi tidak segila Cody,
si Manusia layang-layang. Cody - nama panggilannya ini diambil dari
artis besar Buffalo Bill Cody - mengawali karirnya di musik dan dunia
pertunjukan barat yg keras, hingga dia terpesona dengan ide
layang-layang yang bisa membawa manusia terbang.
Di awal-awal abad baru, Cody menyeberang ke Inggris dengan
layang-layangnya dengan ditarik oleh kapal boat sepanjang
perjalanannya. Tahun 1906 Cody diminta untuk membuat layang-layang
untuk keperluan militer Inggris dan desainnya memecahkan rekor
ketinggian hingga 1600 kaki. Inggris menggunakan layang-layangnya untuk
memata-matai Jerman selama perang dunia pertama - hingga pesawat modern
yang lebih reliable bermunculan dan layang-layang Cody tenggelam
pamornya.
Tidak ingin gagal, tahun 1908 dengan menggunakan mesin, Cody
merealisasikan imaginasinya yang dinamai British Army Aeroplane No. 1
dan sukses terbang pada ketinggian 1390 kaki yang menurut sebagian
orang merupakan mesin terbang pertama di Inggris. Sebuah layang-layang
tak dikenal dengan desain Cody terlihat di sini: Cody benar-benar menjadi legenda pada awal sejarah penerbangan (lihat videonya di sini),
memenangkan Piala Michelin tahun 1910 dan kontes militer setahun
kemudian. Melengkapi jalan kehidupannya dengan layang-layang lalu
pesawat terbang, Cody menemui ajalnya di kendali salah satu pesawatnya
(sebuah pesawat amfibi) di tahun 1913.
Ornithopters (mesin terbang yang bikin burung-burung ngiri). George R. White (lihat patent) dan penemu Kanada Doug Froebe terus menciptakan mesin-mesin bersayap ini di tahun 1930-an:
Yang terakhir ini benar-benar konsep "Quadrotor" yang aneh - antara sebuah pesawat atau helikopter.
ehmichen No.2" dan "De Bothezat" mesin 4 rotor, 1922
Apapun
yang mereka desain dan wujudkan, jelas memiliki peran pada
berkembangnya teknologi penerbangan pada akhir abad 20 dan awal abad
21. Jika tidak pernah ada yang memulai, tentunya apa saja tidak akan
pernah ada.
Selasa, 29 Maret 2011
Jumat, 18 Maret 2011
Mengunyah Permen Karet Dapat Meningkatkan Konsentrasi
Sebuah sekolah dasar di Jerman mengimbau para siswa untuk mengunyah
permen karet saat proses belajar berlangsung. Imbauan tersebut meluncur
setelah adanya penemuan bahwa permen karet dapat membantu siswa untuk
menyerap pengetahuan yang didapatnya di sekolah.
"Permen karet tak hanya baik untuk kesehatan gigi anak-anak. Permen karet juga telah terbukti dapat meningkatkan kinerja kognitif mereka," kata Wolfgang Ellegast dari Kementerian Pendidikan di Bavaria.
Kepala sekolah Siegfried Lehr yang menjadi pelopor kegiatan ini beranggapan, program ini juga memiliki tujuan lain selain membantu proses belajar. Dengan adanya program ini, Lehr yakin motivasi para murid untuk datang ke sekolah akan meningkat dan membuat proses belajar menjadi menyenangkan.
Untuk membantu program ini, pihak sekolah telah memfasilitasi setiap meja dengan wadah untuk membuang bekas permen karet mereka. Wadah khusus tersebut dihiasi gambar-gambar cantik yang dibuat sendiri oleh para murid. Tujuannya adalah untuk mengimbau para murid agar tetap menjaga kebersihan.
"Permen karet tak hanya baik untuk kesehatan gigi anak-anak. Permen karet juga telah terbukti dapat meningkatkan kinerja kognitif mereka," kata Wolfgang Ellegast dari Kementerian Pendidikan di Bavaria.
Kepala sekolah Siegfried Lehr yang menjadi pelopor kegiatan ini beranggapan, program ini juga memiliki tujuan lain selain membantu proses belajar. Dengan adanya program ini, Lehr yakin motivasi para murid untuk datang ke sekolah akan meningkat dan membuat proses belajar menjadi menyenangkan.
Untuk membantu program ini, pihak sekolah telah memfasilitasi setiap meja dengan wadah untuk membuang bekas permen karet mereka. Wadah khusus tersebut dihiasi gambar-gambar cantik yang dibuat sendiri oleh para murid. Tujuannya adalah untuk mengimbau para murid agar tetap menjaga kebersihan.
Langganan:
Postingan (Atom)